Peringatan Hari Nasional

Saya benci dengan peringatan hari nasional. Bukannya saya tidak mau memperingatinya. Malahan saya benci bagaimana orang-orang memperingatinya.

Kebanyakan sekolah dan para PNS hanya mengadakan upacara bendera, lalu mereka bekerja/bersekolah. Dan yang berarti hanya amanatnya. Nah, apakah seluruh peserta upacara menyimak, memperhatikan, dan menjalankan amanat tersebut? Saya pikir tidak.

Coba saya beri contoh: Hari Kartini.

Pasti dirayakan dengan upacara, yang mungkin petugasnya adalah para wanita. Dengan amanat yang bergaris bawah: "kira harus hormati Kartini dalam upayanya memperjuangkan hak para wanita" atau "kita harus seperti Kartini yang berani untuk memperjuangkan sesuatu". Kalau tidak bekerja/belajar, biasanya akan ada acara, fashion show misalnya. Menggunakan baju daerah, memasak makanan daerah, dan sebagainya.

Lah, lalu apa hubungannya dengan amanat-amanat tersebut saat upacara?

Kalau kita hanya memperingati hari Kartini untuk menghormati perjuangannya, bagaimana dengan para pejuang wanita lainnya? Cut Nyak Dien misalnya.

Nampaknya saya sudah tidak nyambung ya? Baiklah, mari kita ganti contohnya: Hari Kebangkitan Nasional.

Tentu, di adakan upacara bendera, karena "kebangkitan nasional".

Sebenarnya, apa itu kebangkitan nasional? Apakah dimana negara kita bangkit? Lalu, apa sih arti pastinya?

Nah itu permasalahan generasi sekarang. Mereka hanya sekedar merayakannya saja, tidak mengamalkannya.

No comments:

Post a Comment