Tentang Pengemis

Kita beralih ke Bandung, dimana walikotanya sekarang adalah Pak Ridwan Kamil.\

Oke, jelas Pak Ridwan sendiri ingin memberikan lapangan kerja yang layak untuk orang-orang yang tidak bisa bekerja, baik miskin atau profesi sebagai pengemis. Sekarang, saya ingin bahas tentang pengemis sedikit.

Mungkin bukan sedikit, cukup banyak.

Kalau saat itu, pasti di berita judulnya harus menarik, yaitu "Ditawarkan Pekerjaan, Pengemis Minta Gaji 10 Juta".

Jangan kaget terlebih dahulu! Kenapa dia mau 10jt, kenapa PNS itu gajinya cuma 3-5jt/bulan? Kenapa pengemis minta 10jt? Bukan karena mereka ingin kaya sekejap, bukan! Karena memang gajinya perbulan sekitar itu.

Sekarang di Bandung lampu merah itu sekitar 90 detik. Dalam 1 hari, biasanya pengemis bekerja dari jam 7 sampai jam 5 sore. Anggap saja 10 jam kerja dengan istirahat 3 jam, jadinya cuma sekitar 7 jam. Dalam 7 jam itu kita bagi 90 detik, artinya ada sekitar 280 kali lampu merah. Dalam sebuah lampu merah, berapa sih orang yang iba memberi mereka uang? Paling hanya 5-10 kali. Mari kita ambil kemungkinan terendah. 5 kali. Lalu berapa uang yang diberikan? Pastinya, Rp2000,-. 



Mari kita simpulkan dulu, dalam 280 kali lampu merah dalam 7 jam dengan sekali lampu merah, ada 5 mobil yang bersedia memberikan Rp2000. Berarti, Rp10.000 per lampu merah dong? Artinya (kita kalikan dengan 280 itu tadi) dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp2.800.000!

Sebulan itu rata-ratanya sekitar 30 hari. Mari kita hitung, coba pakai kalkulator sendiri, dan lihat hasilnya.

Kesimpulan untuk pembaca: Jangan berikan uang kepada pengemis yang tidak tau diri, yang kalau kita tidak mau beri memberikan sumpah serapah kepada kita dan kalau kita beri, dia memberikan doa dan syukur kepada kita. Berikanlah uang yang berharga itu kepada para pedagang miskin yang jujur dengan usaha jerih payahnya yang mereka lakukan itu.

Sekian.

No comments:

Post a Comment