Seucap Pembicaraan

Oke, kali ini saya akan berbicara/berpidato, mungkin cukup panjang, mungkin tidak. Marilah kita mulai.

Hei kamu! Ya, kamu! Yang disana! Kenapa kamu semua yang masih kecil suka sekali dengan lawan jenis? Bukankah itu hal yang harusnya kau pikirkan selagi kau sudah dewasa, bukan remaja? Memangnya dengan lawan jenis, kau bisa apa? Memangnya ini tahun berapa? Kalau kamu tinggal di Yogyakarta di tahun 80-an, dengan teman banyak dan uang sedikit, ya, kamu pasti bisa makan dan melakukan hal baik dengan teman. Kalau sekarang memangnya bisa apa sama teman? Kalau kamu minta tolong teman untuk bayar dan tidak diganti, yang berarti kamu membayarkan makanan untuk dia secara ikhlas, sudah jarang ada orang seperti itu di jaman ini. Sekarang ini kamu tidak perlu teman untuk hidup! Kamu hanya perlu uang! Karena teman sekarang tidak bisa membantu kamu untuk menjalani hidupmu yang sekarang ini. Bukan! Bukan ajakan untuk menjauhkan kamu dengan temanmu. Ya, kita perlu teman, untuk berinteraksi, untuk berbisnis. Tapi bukan untuk diajak kerja sama. Dulu kerja sama pasti akan ada keuntungan dalam dua belah pihak. Sekarang kerja sama hanya menguntungkan satu pihak, itupun satu pihak lainnya, pasti keuntungannya hanya sedikit.
Aku ulang lagi kepadamu, ya, kamu, yang disana! Kenapa kamu semua yang masih kecil suka sekali dengan lawan jenis? Kenapa kamu juga ingin barang-barang mewah, dimana kamu semua tidak melakukan pekerjaan yang memberimu sepeser uang atau sedikit makanan sebagai upah hasil kerjamu? Kenapa kamu semua mau menjadi orang yang pemalas, dibandingkan dengan orang yang produktif dan aktif dalam melakukan sesuatu? Bekerja itu ada gunanya selain mendapatkan uang. Yaitu melampiaskan hasil bertahun-tahun kamu belajar saat kecil. Entah kamu memperkerjakan hobi kamu, atau memperkerjakan hasil studi kamu selama bertahun-tahun, ataupun memperkerjakan dirimu sendiri kedalam sesuatu yang lazim untuk mendapatkan uang karena kamu tidak punya hobi yang pasti atau studi yang baik dalam hidupmu. Barulah kita saat tua menjadi anak kecil, bersenang-senang atas usaha kita di tengah hari, menuju sore. Kemudian kita senang saat senja, karena apa yang telah kita perbuat, akhirnya terselesaikan juga. Apa yang kita inginkan, akhirnya tercapai juga. Semua hanya tinggal menunggu sang malam yang benar-benar gelap akan cahaya, dimana kita berpisah dengan yang kita lakukan dulu, dari pagi ke senja.

Sekian.

No comments:

Post a Comment