People's Character

Kalau gak salah, gue pernah bahas tentang karakter orang, tapi belum lengkap. Kali ini, gue bakal bahas lagi tentang karakter orang, bagaimana gue menanggapinya.

Jujur, tulisan ini gue asli buat dan bukan menggurui seseorang atau kelompok orang, tapi lebih ke diri gue. Jadi, jangan pernah tersinggung baca tulisan gue.

Karakter seseorang atau karakter banyak orang. Membingungkan untuk dibahas mau yang mana. Oke, kita ke karakter orang aja dulu.

Karakter seseorang itu beragam! Gue udah tau kalau orangnya begini, tindakannya harus gimana. Baru-baru ini, gue ketemu lagi tingkah orang. Ada temen gue yang habis konser, gue nggak bakal sebutin namanya di sini. Dia ini senang sekali setelah konser dan di twitter langsung mention teman-temannya. Langsung dia upload foto-foto dan video-video pada konser tersebut. Dia elu-elu-kan namanya sendiri dan merasa kece habis konser tersebut. Sudah dua hari konser tersebut berlalu, dia masih mengurusi tentang namanya, merasa sudah terkenal bisa masuk konser dan video-nya di upload ke youtube. Dia bawa namanya dan link video youtube-nya sendiri ke mana-mana, menyebar seakan-akan dia terkenal. Begitu di komentar, kritik dan masukan untuk lebih baik, dia malah menolak bahwa gue sombong.



Sekarang gue berfikir bagaimana mengatasi orang seperti ini. Di beri kritik yang bermanfaat, malah berkata bahwa gue itu sombong. Nah, gue mulai menyadari, boleh orang memberi kritik, tapi jangan merespon sebuah kritik dengan yang merujuk kepada kesombongan saja, tapi lebih berterimakasih.

Di sini harus belajar berterimakasih. Dan juga memberikan senyuman setelah terimakasih, emotikon itu akan menganggap bahwa kita menerima. Pasti!

Mungkin tulisan ini menyindir seseorang, tapi bukan! Ini cuma buat gue, tulisan tentang kehidupan gue, bagaimana gue menyikapi kehidupan gue ini, dan hal-hal yang gue lalui.

Pernah juga, gue coba ngomong kalau gue meng-kece-kan diri sendiri, tapi mereka malah membalas dengan, "ngaca dong, woi! sombongan lu sih!". Di sini berbeda, omongan orang dalam "ngaca dong, woi!" ada emosi bahwa dia bilang "lu kan kayak gitu juga, tau gak sih lu??!!". Dalam kalimat "sombongan lu sih!" itu gue mulai berfikir demikian; Apa sih sombong itu? Sombong artinya kan orang yang menonjolkan dirinya daripada orang lain. Orang sombong pasti ada alasannya, tapi publik mengetahui bahwa sombong ditujukan oleh seseorang agar dia bisa terkenal. Dulu gue pernah ingin menjadi terkenal. Tapi, semua berhenti dan pikiran gue berubah setelah tau kalau terkenal ada suka-dukanya dan pasti lebih banyak dukanya.

Dalam sebuah kelompok, gue coba misalkan kelompok yang terdiri dari 3 orang, pasti semua anggota maunya menonjolkan kemampuan-kekompakan dari kelompoknya, dan pada beberapa bagian khusus, mereka harus menonjolkan diri mereka satu persatu gantian lalu bersama lagi.

Sekarang gue udah bergabung dengan beberapa kelompok, karena gue merasa gue punya kelebihan ilmu, maka gue pun tak segan untuk di bagikan secara cuma-cuma. Kenapa gue kasih gratis? Karena banyak orang yang bagikan secara gratis, mereka tidak berdosa. Maka itu gue coba ikut, ternyata berbagi itu mengasikan! Rasanya senang sekali bisa berbagi dengan sesama, walaupun gue sering ajarin orang yang lebih tua, tapi gue coba pakai perantara. Dan berhasil.

Gue pengen terkenal, tapi gue gak sekedar gue cuma sendirian, gue perlu dukungan, gue perlu bantuan. Gue minta bantuan dan dukungan dari orang lain secara cuma-cuma, dan gue harus membalas dong? Dan sampai sekarang gue balas bantuan dan dukungan orang lain dengan membantu dan mendukungnya. Semua orang perlu dukungan buat dia maju. Bahkan dalam keluarga, gue punya banyak buku buat memperluas wawasan gue, itu dukungan dari keluarga kan?

Udah dulu ah, takut kepanjangan. Kalau merasa tersindir, udah gak usah komentar dan marah-marah, toh gue juga pernah rasain di sindir kan? Kita sama-sama manusia, sama rasa-sama rata. Punya salah punya benar, ada situasi suka-duka.

Gue nggak mau nyusahin orang, gue selalu dukung orang, tapi dianya dukung gue nggak? Walaupun dia nggak dukung gue, gue tetep aja dukung dia, bantuin dia. Walaupun yang gue bantuin ini belum seberapa, tapi gue udah berkontribusi bagi masa depan bangsa ini, memberi yang terbaik itu kan lebih bagus. Gue jarang post beginian di blog, jarang gue post sepanjang ini di blog, tapi memang benar. Walaupun iklannya merupakan iklan rokok, walaupun cuma produk TV-nya yang maju, acara TV-nya tetep itu-itu aja, gue tetep bangga, ini Indonesia, semuanya sama, pemerintah punya lebih banyak kritik dan saran untuk dirinya. Kita juga harus punya kritik dan saran untuk memperbaiki diri. Dan gue mencoba untuk memperbaiki diri di sini.

Ada satu kata dari sebuah iklan rokok Indonesia yang gue kenang,

Talk Less, Do More
Sedikit Berbicara tapi Banyak Bekerja.

Terimakasih sudah baca, semoga menginspirasi dan maaf bila tersinggung.

No comments:

Post a Comment